Noken Papua Sebagai Rahim Ibu

Fafruar - Tanggal 4 Desember merupakan hari Noken Papua se-Dunia. Noken Papua lebih dikenal dengan tas tradisional orang Papua pada umumnya. Noken bagi kami suku besar Irarutu yang terletak di tembolok pulau Papua yaitu Kab. Teluk Bintuni hingga Kab. Kaimana Provinsi Papua Barat, semenjak nenek moyang, noken biasanya disebut dengan beberapa nama sesuai ukuran dan kegunaannya.

N’dumb adalah kata yang digunakan untuk menyebut “Noken”. Sedangkan sebutan N’dumb Kamss adalah noken yang terbuat dari bahan rumput rawa, N’dumb Efaf’ru adalah noken yang terbuat dari bahan kulit kayu, N’dumb N’dunggro adalah noken yang terbuat dari daun pandan hutan dan N’dumb Tikos adalah noken kecil yang terbuat dari bahan bambu rawa, rumput rawa, dan kulit kayu.

Noken-noken ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda yaitu noken besar, N’dumb digunankan untuk mengangkut dan atau mengisi barang seperti pakaian, peralatan masak, hasil kebun, hasil buruan, sagu, kayu bakar dan lain-lain. Sedangkan Ndumb Netu digunakan untuk mengisi atau menyimpan benda-benda kecil seperti peralatan sekolah/kantor, rokok, pinang siri, dan lainnya. Dan noken kecil Tikos digunakan untuk mengisi atau menyimpan benda-benda rahasia seperti uang dan lainnya yang dianggap rahasia.

Baca juga: Fafurwar: Pakaian Adat Irarutu Fafurwar

Sayangnya sampai saat ini noken hampir jarang orang mengunakan karena dengan adanya perkembangan masuknya barang dari luar Papua seperti tas-tas modern, kantong beras, (karung) dan bahan toko yang bisa dijadikan tas.

Walaupun perkembangan dan pengaruh modernisasi yang mengajak kita pada hal-hal yang instan, saya sangat salut dan bangga kepada mama-mama pengrajin noken khas daerah kami suku Irarutu Teluk Bintuni dan Kaimana, yang masih eksis dalam produksi jenis-jenis anyaman noken yang memukau dalam mempertahankan, menjaga dan melestarikan budaya noken di Bintuni, Kaimana, dan Papua umumnya, yang kini terkenal di Indonesia bahkan manca Negara.

Baca juga: Korek Api Tradisional

Saya sebagai salah satu aktifis seni dan budaya Kab. Teluk Bintuni Papua Barat, sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Yang Maha Kuasa, karena Dia masih memberikan napas bagi kami dan Dia masih memakai kami untuk mempertahankan dan mengangkat warisan nenek moyang Orang Asli Papua yang hampir punah di atas tanah ini, tanah Papua.

Pada momen ini pula saya memberikan ucapan terima kasih terutama untuk Titus Pekei sebagai tokoh pencetus noken Papua hingga dunia (UNESCO), Tuhan sangat luar biasa telah memakai saudara kami ini untuk bersama menjaga budaya Noken Papua sebagai Rahim Ibu yang sangat mulia di atas tanah ini. (Boycke)

Share on Google Plus

About Fafruar