Fafruar - Pengalaman hidup dapat menjelaskan berbagai
perbedaan antara kita dengan orang-orang disekitar kita. Kita memiliki
nilai-nilai, harapan, kepekaan, kelemahan, dan pandangan hidup yang berbeda
dengan mereka. Meskipun ada kesamaan dalam beberapa hal tertentu. Tujuan kehadiran kita bersama
mereka adalah bekerja sama, memperhatikan, mengasihi, dan menjalin hubungan
yang efektif dengan mereka melalui pelayanan kita.
Sr. Katharina, DSY bersama dua anak Kamuu Mapia, Moanemani, Papua |
Bagi Sr. Katharina, DSY bila diutus ke tempat lain pertama-tama
harus punya hati untuk menerima, mencintai, berbaur dan akrap dengan mereka. "Kalau hal ini kita tidak buat maka kita akan mengalami kesulitan dan tidak akan
berhasil bahkan tidak bertahan dan betah di tempat tugas" tuturnya.
Sr. Katharina tidak merasa adanya perbedaan dan
tidak merasa takut ketika ditugaskan di Kamuu Mapia, Moanemani, Papua karena
hatinya untuk melayani. Sebab itu suster asal Desa Kinamang, Kecamatan Maesaan
Manado ini, mampu menyesuaikan diri dan berbaur dengan masyarat, baik anak kecil
maupun orang dewasa. Ia mengatakan bahwa “kita harus belajar menyatu dengan
orang setempat baru kita masuk dengan program kerja. Kita tidak bisa pergi
dengan gaya kita sendiri. Tapi harus
belajar mencintai dengan hati untuk menerima mereka. Kalau kita tidak belajar untuk menerima mereka kita tidak
akan berhasil” imbunya. Sebagai contoh ia mengatakan bila pemerintah mau membangun,
setidaknya menyesuaikan diri dan atau programnya harus sesuai dengan kehidupan dan kebutuhan
masyarakat. Kalau hal ini tidak dilakukan maka program yang dilakukan itu tak
akan berhasil.
Suster yang pernah enam tahun lebih berkarya di
Kamuu Mapia, Papua ini belajar mendekatkan diri dengan masyarakat. Dia
berkunjung ke paroki-paroki dan stasi-stasi untuk memberikan pembinaan bagi
ibu-ibu dan anak-anak. “Saya tidak bekerja sendiri tapi membentuk tim yaitu tim
ibu-ibu yang bekerja sama dengan Pemeritah Daeraha Dogiay yaitu dengan Kabag.
Kemasyarakatan, Pemerhati Ibu-ibu dan Anak-anak”, ungkapnya.
Suster yang juga Komisi Pemberdayaan Perempuan, Keuskupan
Timika kalah itu bekerja sama Pemerintah Daerah untuk
memberikan perhatian kepada masyarakat
dengan memberikan ketrampilan dan pembinaan bagi ibu-ibu dan anak-anak
di kampung-kampung.
Sejak pertama kali ditugaskan di Kamuu Mapia, Papua,
Sr. Katharina mengurus asrama dan panti asuhan, medirikan PAUD, membina
anak-anak dan memberi ketrampilan bangi ibu-ibu. Selain itu ia juga bekerja
sebagai Administrator Dekenat Kamuu Keuskupan Timika dan Komisi Pemberdayaan
Perempuan, Keuskupan Timika, KKI (Karya Kepausan Indonesia) serta CWTC National
Meeting. (El)
numpang promo ya gan
ReplyDeletekami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*