Indonesia negeri yang rawan bencana. Karena itu
masyarakat perlu mengetahui karakteristik bencana alam. Media massa, temasuk
para jurnalisnya adalah bagian dari unsur yang berperan dalam informasi
mengenai bencana alam. Karena itu, seorang jurnalis harus mengetahui secara
mendalam tentang bencana yang terjadi, agar penyajiannya kepada masyarakat sebagaimana
diharapkan. Infomasi bagi masyarakat sangat penting, sebab itu
pesan yang disampaikan itu pun akurat. Seorang jurnalis harus membangun
komunikasi dengan berbagai pihak tentang bencana alam yang terjadi sehingga
pesan yang disampaikan sungguh-sungguh sesuai dengan yang terjadi dan tidak
meresahkan masyarakat serta jurnalis pun tidak menjadi korban dalam bencana tersebut.
Menjadi seorang jurnalis tidak hanya meliput suatu
kejadian dan menjadi berita tetapi perlu bersikap hati-hati dalam peliputan.
Menjaga keamanan dirinya dalam peliputan adalah wajib. Walaupun sebaik-baiknya
berita, namun tak ada yang sebanding dengan harga nyawa jurnalis.
Kita yang membaca buku ini, khusunya kita yang bukan
jurnalis dapat kita memahami dan mengerti bahwa menjadi seorang jurnalis tidak
seperti yang kita bayangkan. Namun melalui buku ini penulis menyampaikan kepada
kita bahwa untuk mengabil suatu keputusan harus berpikir. Informasi itu sangat
penting bagi kita terutama berhadapan dengan bencara alam. Karena itu sebelum
melakuan peliputan perlu membangun komunikasi dengan tokoh-tokoh yang dapat
dipercayai untuk mengetahui tentang keadaan, tempat, dan titik-titik dimana bencana
alam terjadi.
Penulis menulis buku ini dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca. Dan tidak membuat kita bosan
membacanya. Sebab pada buku ini foto yang dapat membantu kita untuk melihat
bagaimana seorang juarnalis dapat berjuang dalam situasi seperti itu untuk
memperoleh berita lalu menyampaikannya kepada kita.
Dalam buku ini, penulis mengupas tentang bagaimana
menjadi seorang jurnalis di bencana alam. Penulis menguraikan problematika yang
dialami sendiri sebagai jurnalis pada bencana alam terutama gempa bumi di
Bantul tahun 2006 dan meletusnya gunung merapi tahun 2010.
Buku berjudul “Jurnalisme Di Cincin Api”, sangat
bermafaat dan sebagai panduan dalam peliputan terutama pada bencana alam. Penulis
menulis buku ini berdasarkan pengalaman pribadinya selama menulis reportase
bencana alam.
Buku ini penting bagi kita, baik sebagai seorang
jurnalis maupun masyarakat karena kita hidup di negeri yang berdampingan dengan
bencana alam. Tentu yang sangat kita perlukan adalah informasi tentang bencana
alam. Kita tidak bisa menghindari, melainkan mengelola informasi dengan baik
dan bijaksana. (El)
Judul
: Jurnalisme Di Cincin Api
Tak Ada Berita Seharga Nyawa
Penulis : Octo Lampito
Penerbit : Galang Pustaka Yogyakarta
Tebal : 104 halaman
Tahun terbit :
2015
0 komentar:
Post a Comment