![]() |
Yuli sedang masak untuk pasien ODHA di Rumah Surya Kasih, Jayapura, Papua |
Yuli adalah perawat asal Bangunrejo, Lapung Tengah.
Setelah menyelesaikan pendidikan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) di SPK Misi
Lebak, Rangkas Bitung tahun 2000, ia bekerja di Rumah Bersalin St. Maria Metro
selama enam tahun (2000-2006). Pada tahun 2006 ia pindah ke Papua dan bekerja
di Rumah Sakit Dian Harapan (2006-2007).
Perawat yang lahir di
Bangunrejo, 4 Mei 1981 ini tidak berpikir tentang berat dan resikonya
mendampingi ODHA. Namun karena cintanya kepada mereka yang ditinggalkan
keluarganya, ia melayani dengan baik dan berusaha semampunya untuk merawat
setiap pasien dengan penuh kasih sayang.
Baginya harus memiliki
sikap kasih dan terbuka merima semua pasien apa adanya. Di samping itu, karena
pasien itu sebagian telah dijauhkan oleh keluarga dan para sahabatnya, maka
sebagai perawat harus melayani dengan baik. Dokter ataupun petugas medis
lainnya telah bersumpah untuk setia pada profesinya sebagai tenaga medis.
Sesuai sumpah itu, harus menjalankan tugas demi kepentingan umum, tanpa ada unsur
sukuisme, agama atau apa pun jenisnya. Hal inilah membuat Yuli merawat pasien
dengan kasih dan tidak membeda-bedakan.
Pekerjaan ini, sebenarnya bagi sebagian orang
menakutkan. Penyakit menular, mematikan dan belum ada obat yang dapat
menyembuhkannya. Tetapi dengan latar belakang ilmu yang diperoleh tentang
penyakit menular, ia mengatakan
bahwa “pada prinsipnya harus
dikonsultasikan dengan dokter ahli.
Paling tidak sudah ada pengetahuan dasar yang dimiliki tentang bagaimana
menangani pasien yang terkena penyakit menular, sehingga ketika berjumpah dengan masalah semacam itu tidak lagi
kaget”.
Aktivitasnya setiap hari
adalah memandikan, memberikan makan, memberikan obat kepada pasien, dan
memberikan motivasi yang menghiburkan. Begitulah rutinitasnya setiap hari.
“Walaupun cukup menantang namun sebagai seorang perawat (tenaga
medis) berkewajiban melakukan pekerjaan dengan tabah, pantang menyerah dan
tidak bersungut-sungut”. Karena itu merupakan
kunci keberhasilan dalam melayani mereka yang sakit sehingga mereka sungguh
merasakan bahwa sebernarnya mereka diperhatikan secara serius dan sepenuh hati.
Dalam setiap
pelayanannya ia tetap percaya pada penyelenggaraan Tuhan. Dengan percaya
pada penyelenggaraan Tuhan, maka segala sesuatu akan berhasil. “Perlu disadari bahwa kesembuhan itu datangnya
dari Tuhan serta sikap keterbukaan dari si penderita sendiri yang ingin sembuh”.
“Apa yang telah saya lakukan itu tidaklah seberapa. Saya hanya mau mencoba mengabadikan diri untuk Tuhan” yang dikonkritkan dengan pelayanan kepada
mereka yang sakit. Tidak hanya sebatas
kata-kata semata tetapi sungguh diwujudkan dalam tindakan nyata, yakni
melayanani orang kecil yang menderita dan tak berdaya.
Selama tujuh tahun
bekerja di Hospis “Surya Kasih” Jayapura, Papua, dan pada bulan Agustus 2014,
Yuli kembali ke Lampung. Di Lapung ia bekerja sebagai perawat pelaksana di
Klinik Enggal Saras, Kec. Bangunrejo, Lampung Tengah, dari 2 Mei 2015 sampai
sekarang.
Yuli kembali ke Lampung
karena harus merawat ibunya yang sudah tua. Walaupun kembali ke tempat asal
namun kerinduannya untuk kembali lagi ke Papua. Bekerja mendampingi, dan
merawat ODHA membuatnya semakin mencintai orang kecil.
Bagi orang lain, bekerja
itu harus di tempat yang aman, nyaman dan gaji besar. Tetapi bagi Yuli bukan
itu yang ia inginkan tetapi bagaimana bisa bekerja untuk melayani dengan hati
yang tulus dan penuh cinta. (El)
0 komentar:
Post a Comment