Menulis Untuk Hidup, Bukan Sombong

"Kita menulis untuk hidup dan masa depan yang lebih baik. Kita tidak boleh berhenti menulis. Karena menulis itu hidup dan hidup itu abadi"

Fafruar - Saat ini masing-masing orang bergumul dan punya refleksi tentang apa yang bisa mereka lakukan. Pergumulan dan refleksi kadang-kadang datang dari sebuah pengalaman hidup baik dalam likungan sosial masyarakat maupun dalam diri sendiri. Hal itu terus mendorong orang untuk berbuat sesuatu. Sesuatu yang dilakuakan, bisa dengan suatu tindakan nyata entah membangun secara fisik maupun membangun secara non-fisik seperti menungkan gagasan dan idenya melalui sebuah tulisan.

Petrus Pit Supardi
Ide dan gagasan yang dituangkan melalui tulisan menjadi sumber informasi dan sumber pengetahuan bagi orang lain. "Menulis itu hidup. Dengan menulis, kita mengungkapkan diri, sekaligus menyampaikan realitas otentik di sekitar kita" tutur Pit. 

Petrus Pit Supardi, kelahiran Maumere, Flores, Nusa Tengara Timur dan besar di Merauke, Papua ini bergumul dengan kerumitan penulisan, sebab baginya menulis bukan hal yang biasa. Harus terus menerus menulis, karena bila orang tidak membiasakan diri untuk menulis, dia tidak akan menulis dengan baik. 

Menulis itu mesti lahir dari dalam hati dan jiwa yang tenang dan bersih. Menulis merupakan kesempatan terbaik mengungkapkan diri sekaligus realitas otentik di sekitar kita. Laki-laki yang pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur, Jayapura, Papua ini mempunyai cita-cita sebagai penulis.

Baginya menulis itu benar-benar hidup dan bukan sombong. Kalau kita tidak menulis, kita tidak pernah ada dalam sejarah dunia ini. Maksudnya bila kita sebagai pribadi-pribadi yang hebat dan berbakat dan memiliki karya-karya inspiratif, bisa dituangkan dalam sebuah tulisan. Sehingga menjadi warisan bagi orang lain. Menulis bukan hanya untuk saat ini, melainkan untuk ratusan, bahkan ribuan tahun mendatang.

Kita tidak menulis buku tebal-tebal, cukup menggoreskan opini, feature atau berita yang mendidik. Kalau memiliki kemampuan, bakat dan minat yang tinggi dalam dunia kepenulisan, kita bisa menulis buku dan karya sastra lainnya. Kita menulis untuk hidup dan masa depan yang lebih baik. Kita tidak boleh berhenti menulis. Karena menulis itu hidup dan hidup itu abadi. (El)

Share on Google Plus

About Fafruar

0 komentar:

Post a Comment