Topan itu merusak rumah-rumah dan
pohon-pohon rubuh serta cuaca yang buruk membuat kota-kota di wilayah Filipina rawan
badai. Dikatakan lebih dari 10.000 orang berlindung malam itu di sekolah, dan
gedung-gedung pemerintah. Mereka berlindung pada malam hari dan di tempat-tempat
itu menjadi pusat evakuasi ketika topan menghatam pada Selasa lalu, kata
Pejabat Pertahanan Sipil Setempat.
Nelayan membawa perahu ke tempat yang lebih tinggi di Baybay, Samar timur, Filipina, selama Topan Phanfone. Foto: Alren Beronio / AFP (Agence France Presse) |
“Itu menakutkan. Jendela kaca
pecah dan kami berlindung di tangga,” kata Ailyn Metran, peduduk setempat. Ia
dan anaknya yang berusia empat tahun menghabiskan malam itu di kantor dinas karena
cuaca buruk sambil menunggu suaminya yang bekerja. Keluarga itu kembali ke
rumah mereka di kota Tacloban pada hari Rabu dan menemukan dua anjing mereka
aman tetapi lantai tertutup lumpur dan pohon tumbang di rumah mereka.
Selain itu dikatakan bahwa banyak
pulau yang terletak di jalur datangnya Phanfone menuju Laut Cina Selatan.
Kurangt lebih dari 25.000 orang
yang mencoba pulang ke rumah untuk makan malam dalam menyambut Malam Natal
tradisional tetapi terdampar di pelabuhan pada hari Natal karena layanan feri
ditutup, kata Penjaga Pantai. Puluhan penerbangan ke wilayah itu juga dibatalkan,
meskipun ibu kota Manila, di tepi utara, tidak mengalami cuaca buruk.
Phanfone merusak bagian utara
pulau Cebu pada Selasa malam, dan penduduk pergi dari pusat evakuasi untuk melihat
rumah mereka yang rusak, kata Pejabat Pertahanan Sipil Allen Froilan Cabaron
kepada AFP (Agence France Presse).
“Mereka lebih aman di pusat
evakuasi. Setidaknya mereka bisa makan malam Natal di sana, bahkan jika hanya
ikan kaleng dan mie instan yang tersedia,” kata Cabaron.
"Jelas, mereka tidak dapat
merayakan Natal dengan benar karena beberapa menghabiskan malam mereka di pusat
evakuasi," kata Petugas Penyelamat, Cecille Bedonia dari kota Iloilo.
Di resor pulau barat Coron,
pantai-pantai dikosongkan dan wisata kapal ditunda karena turis yang tinggal di
penginapan mereka kawatir nanti ada serangan topan kepada pada Kamis malam.
“Banyak tempat wisata di sini
tutup, dan beberapa tamu kami gagal tiba karena penerbangan mereka dibatalkan,”
tutur resepsionis hotel Nina Edanosaid. "Kami tidak takut, tetapi suasana
di sini umumnya suram," lanjutnya.
Filipina adalah daratan besar
pertama yang menghadapi sabuk topan Pasifik dan dihantam rata-rata 20 badai dan
topan setiap tahun. Sebuah studi dari Asian Development Bank yang berbasis di
Manila menemukan badai paling sering memotong 1% dari hasil ekonomi Filipina
dan yang lebih kuat hampir 3%.**(Theguardian.com/AFP)
0 komentar:
Post a Comment