Tarian dan Nyanyianmu Masih Dikenang

alm. Yakobus Wamburye (kiri) menari tarian adat tradisional yang disebut wasi  tahun 2014. doc pribadi

Fafruar - Sore itu saya sedang baring sambil mendengarkan lagu adat tradisioal Irarutu Fafurwar. Tiba-tiba saya tebangun dari tempat tidur. Teringat akan seorang tokoh adat yang inspiratif.

Nyanyian itu membawa saya kembali pada masa-masa dulu, ketika masih kanak-kanak. Kala itu tarian dan lagu adat masih menjadi populer di lingkup orang Irarutu Fafurwar. Gaya tari, alunan tifa dan lagu yang khas membuat kita tepukau.

Seorang tokoh yang saya tidak melupakannya hingga saat ini yaitu alm. Yakobus Wamburye. Sosok yang murah senyum, suka bersenda gurau di kalangan orang muda, tua, memiliki jiwa yang terbuka dan sejuta cerita budaya serta lagu-lagu adat tradisional daerah.

Baca juga: Sagu dan Adat

Walaupun gaya tari, pukulan tifa dan suara yang khas tak terdengar lagi, tapi banyangan dan suaranya masih tersipan dalam bentuk file MPG audio dan video yang masih tersipan dengan rapi.

Saya sangat bersyukur karena bisa bertemu dengannya dan merekam tarian dan nyanyian tradisional waktu itu bersama kelompok nari. Setelah saya pulang dua tahun kemudian yaitu tahun 2015, saya mendapat kabar bahwa tokoh inspiratif ini pergi untuk selamanya. Sedih dan kehilangan rasanya.

Kesedihan yang begitu mendalam karena tak ada lagi sosok sepertinya, yang begitu mencintai dan menguasai budaya seperti tari dan nyanyian lagu adat tradisional.

Dalam gumamku, coba dulu ada teknologi seperti sekarang ini, dapat saya merekam nyanyian dan tarian orang-orang tua yang masih ada. Tujuannya supaya tak hanya dikenang, tetapi menjadi arsip budaya adat tradisional. Namun sayangnya saat itu belum ada teknologi seperti sekarang ini.

Ketika mendengar atau memutar video hasil rekaman, hati berkata? Engkau telah latih,  dan menghantar kaum muda kala itu untuk mencitai dan melestarikan budaya dengan melatih tari wasi dan sirosa yang mencerminkan jati diri orang Irarutu Fafurwar, supaya mereka meneruskan. Melihat gaya tari dan suaranya, mata ini tak tahan. Perlahan air mata ini menetes.

Walaupun kepergiannya beberapa tahun yang lalu, tetapi rasanya masih ada. Sekarang engkau tak lagi menari dan bernyanyi bersama orang muda yang kau latih bersama para penari, tetapi menari dan bernyanyi bersama para malaekat dan para kudus di surga. Tarian dan nyanyian itu akan terkenang selalu dan selamanya.(el)

Share on Google Plus

About Fafruar