"Jika kita mendapati dosen junior, tetapi ahli di bidang tema skripsi kita ulas, alangka baik kita memilihnya sebagai pembimbing skripsi."
Fafruar - Pada tahap terakhir dari perkuliahan setiap
mahasiswa harus menulis karya ilmiah yang disebut skripsi. Skripsi ini diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sesuai bidangnya setelah
diuji di depan tim penguju. Dalam proses penulisan skripsi berbagai masalah dan
hambatan yang seringkali dialami oleh mahasiswa. Seorang mahasiswa yang
menceritakan pengalamannya bahwa ia kecewa karena mengajukan judul skripsinya
ditolak. Setelah judulnya diterima dan melakukan bimbingan selalu saja revisi
setiap kali bertemu dosen pembimbingnya. Dia berkata “aku malas, setiap kali
bertemu selalu saja ada coretannya, suruh begini dan begitu”. Selain itu ada
pula mahasiswa yang mengelu karena dosen pembimbing skripsinya tidak selalu di
tempat. Hal ini membuat sedikit dari mahasiswa berpendapat bahwa menulis
skripsi itu sulit.
Memang menulis itu bukan hal yang bukan mudah
terutama harus membahas dan menganalisis hasil penelitian itu. Kerumitan dan
masalah yang dihadapi mahasiswa dalam penulisan skripsi ini bukan masalah judul
skripsi yang ditolak, banyak coretan, dan dosen yang tidak di tempat namun
karena disebabkan oleh kebiasaan mahasiswa yang kurang membaca dan menulis,
sehingga tidak bisa menulis dan menganalisis apa yang ditemukan dalam penelitian.
Kebiasan ini bisa terjadi karena dimanja dengan teknologi yang semakin canggih membuat orang mencari kemudahan tanpa bekerja keras, khususnya membaca dan
menulis. Bila mahasiswa sering membaca dan menulis, ia memiliki sejuta
pengetahuan, ide-ide yang dapat dituangkan dalam penulisan skripsi, dengan
mudah dan lancar.
Untuk mengetahui ahli atau tidaknya dosen yang kita
pilih, kita harus banyak bertanya kepada dosen-dosen yang lain. Kita juga bisa
mengamatinya dari cara mengajar di kelas, cara menyampaikan materi kuliah
kepada par mahasiswa, dan hasil karyanya. Jika kita mendapati dosen junior,
tetapi ahli di bidang tema skripsi kita ulas, alangka baik kita memilihnya
sebagai pembimbing skripsi. Bila kita memilih dosen senior – dosen yang berlatar
belakang S3 dan profesor, sebagai pembimbing skripsi, kita akan menanggung
beberapa risiko selama masa penyusunan skripsi.
Pertema,
proses bimbingan skripsi kita akan mengalami banyak kesulitan, karena pada
umumnya dosen senior sangat perfeksionis (orang yang ingin segala-galanya
sempurna). Dosen senior, khususnya yang berstatus professional sering kali
menekan mahasiswa untuk menyusun skripsi cera sempurna tanpa cacat sedikit pun,
mencapai kondisi terbaik pada aspek terknis penulis skripsi, ataupun aspek
isinya.
Hal lain yang membut kita sulit menyusun skripsi
adalah dosen senior sering kali mengutamakan seleranya sendiri, khususnya dalam
hal pemikiran (isi skripsi). Akibatanya, kita sering kali disalahkan setiap
kali melakukan bimbingan dengan dosen senior. Dosen senior yang perfeksionis
juga memiliki perhatian berlebih terhadap detail skripsi yang kita susun, sensitive
terhadap kritik, dank eras kepala – meskipun tidak secara keseluruhan.
Kedua,
kita akan sulit melakun bimbingan secara intens dengan dosen senior, karena
biasanya dosen senior memiliki jadwal yang sangat pada di berbagai perguruan
tinggi. Dan, tidak sedikit dosen senior yang juga aktif di beragam organisasi
kemasyarakatan dan kegiatan-kegiatan lain sekaligus mempunyai jabatan di
beberapa institusi lain. Akibatnya, agenda bimbingan skripsi kita terbengkalai.
Bahkan, karena padatnya agenda, tanpa disadari, sering kali dosen senior lupa
bahwa ia punya tanggungjawab dalam bimbingan skripsi.
Fakta di lapangan menujukkan bahwa sedikit dari mahasiswa yang menyusun skripsi mengelu karena dosen pembimbing skripsinya sering keluar kota atau tidak berada di tempat dalam waktu yang kadang cukup lama. akhirnya, mahasiswa tidak cepat menyelesaikan skripsinya dan tidak cepat lulus. oleh karena itu, pilihlah dosen junior, namun memiliki keahlian dalam membimbing skripsi. (El)
Daftar Pustaka:
Halifudin, Hani, Tips
Memilih Tema Skripsi, Menggarapnya Dengan Tuntas, DIVA Press, Yogyakarta, 2012.
0 komentar:
Post a Comment