Sumber foto: https://asset.kompas.com/ |
Fafruar - Juru bicara Pemerintah untuk
penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menegaskan, pembawa virus Korona tipe baru
masih berada di tengah-tengah masyarakat tanpa diketahui gejalanya dan
berpotensi menular saat seseorang memilih mudik.
Dilasir dari Kedaulatan Rakyat, Senin 18/5, Yurianto
menyebutkan data penambahan kasus baru Covid-19 yang masih naik di angka 489
orang sehingga total menjadi 17.514 orang, diakibatkan oleh penularan Covid-19
di tengah-tengah masyarakat tanpa diketahui. Disampaikan Yurianto saat
memberikan keterangan pers di Graha BNPB Jakarta, Minggu (17/5).
“Ini gambaran sangat tegas bawah penambahan kasus baru masih
terus terjadi. Oleh karena itu berarti kasus positif sebagai pembawa virus
masih berada di tengah-tengah kita. Ini yang kami sebut OTG yakni Orang Tanpa
Gejala, sedangkan di dalam tubuhnya membawa virus,” ucap Yurianto.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengedalian Penyakit
Kemenrian Kesehatan ini mengimbau masyarakat untuk terus menciptakan budaya mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir, sebab kemungkinan cemaran droplet dari orang yang berinfeksi virus
yang kita sentuh atau pun benda-benda yang sengaja atau tidak sengaja disentuh
saat bepergian keluar rumah.
“Virus akan dengan sangat mudah menular bila seseorang yang
belum mencuci tangan kemudian menyentuh mata, hidung, dan mulut saat berada di
luar rumah. Gunakan masker, karena kita tidak pernah tahu siapa yang sakit. Segera
ganti masker dengan yang baru saat di rumah, dan habis pakai dicuci,” tegasnya.
Dengan bahaya penularan virus yang mungkin terjadi di luar,
Yulianto meminta masyarakat sebisa mungkin untuk tetap di rumah dan tidak mudik
walaupun di dalam kota. “Untuk saat ini tidak bepergian, tidak mudik meski di
dalam kota sebaiknya juga tidak dilakukan. Karena kita tidak tahu siapa yang
sakit,” ujar Yurianto.
Selain itu dia mengatakan, semua orang memiliki kemungkinan
untuk terserang Covid-19 baik di usia berapa pun. Yurianto menjelaskan bahwa factor
pembawa virus sangat tergantung sebaran aktivitas manusia termasuk kegiatan
mudik Hari Raya Idul Fitri.
“Dari kegiatan sosial manusia itu sendiri. Ini jadi faktor,
utama penyebaran penyakit,” ujarnya. Achmad Yurianto meminta membiasakan diri menjaga jarak fisik,
setidaknya satu meter dengan orang lain dan dengan siapa pun, sehingga menjadi budaya
baru dan akhirnya merasa tidak nyaman jikalau berdekatan dengan orang lain atau
berkerumun. (*)
Sumber: KR
0 komentar:
Post a Comment