Menyanyi Untuk Hidup

"Ada kerinduan dari para pegiat seni dan budaya akan sebuah kebangkitan kembali kebudayaan Papua. Hanya dengan seni dan budayalah orang Papua bisa menegakkan identitasnya”.


Fafruar - Saat ini kita dipengaruhi oleh berbagai kultur budaya dari luar yang kini mulai mengubah kehidupan kita terutama budaya yang merupakan jati diri kita. Bagaimana dengan kita, apakah masih mempertahankan dan melestarikan budaya kita sebagai identitas kita, ataukah dibiarkan hilang?

Hal ini menjadi refleksi bagi kita untuk memperjuangkan identitas kita sebagai orang yang berbudaya.  Berbicara tetang pelestarian budaya, teringat akan seorang tokoh Mambesak asal Papua, Arnold Clemens Ap yang tidak asing lagi bagi orang Papua. Arnold Ap mengangkat kesenian rakyat Papua yang berakar pada lagu-lagu dan tari-tarian.

Sumber: http://papuatoourworld.blogspot.co.id

Kecintaannya pada budaya yang merupakan identitas, ia membuat grup sebelum Mambesak bernama Manyori yang berdiri pada awal tahun 1970-an, dan pada 15 Agustus 1979 terbentuk grup  Mambesak  dengan anggotanya Sam Kapissa, Yowel Kafiar, Demyanus Wariap Kurni, Edy Mofu, Thonny W. Krenek , Marthinny Sawaki dan teman-temannya.

Mambesak  dalam bahasa Biak Numfor berarti burung Cenderawasih, menjadi momentum kebangkitan seni dan indetitas budaya Papua. Ide dasar Mambesak dalah mengangkat kesenian rakyat Papua yang berakar pada lagu-lagu dan tari-tarian.

Grup Mambesak menggali lagu-lagu dan tari-tarian rakyat Papua dan menampilkan dalam bentuk nyanyian dengan peralatan ukulele, tifa, bass, dan gitar. Kehadiran Mambesak disambut antusias rakyat Papua yang membayangkan identitas budaya.

Seorang penulis buku “Jiwa Yang Patah”, Ingurah Suryawan mengatakan “saya merasakan ada kerinduan dari para pegiat seni dan budaya akan sebuah kebangkitan kembali kebudayaan Papua. Hanya dengan seni dan budayalah orang Papua bisa menegakkan identitasnya”.

Perjalanan seni dan budaya di Tanah Papua penuh dengan kompleksitas yang melibatkan bukan hanya penetrasi politik tapi juga agama dan adat. Semuannya dibungkus melalui ekspresi seni untuk menunjukkan identitas diri dan kebudayaan yang ada di Tanah Papua.

Bagi Suryawan, bagaimana sekspresi para pegiat seni ini ketika mereka berbicara tentang lagu dan tarian sebagai bagian dari identitas diri. Ekspresi dan pernyataan mereka mengungkapkan sejarah panjang kompleksitas budaya dan kekuasaan di Tanah Papua.

Sebab itu budaya tidak boleh sampai hilang karena dipengaruhi oleh entah politik, entah pengaruh dunia globalisasi, entah budaya luar. Tetapi budaya adalah indentitas yang membentuk diri sejak awal manusia itu ada. Maka perjuangan melestarikan budaya perlu ditingkatkan. Bila hal ini tidak dapat dilakukan maka hilanglah jati diri kita dan didominasi atau dikuasai oleh budaya luar. (El)
Share on Google Plus

About Fafruar

1 komentar:

  1. Izin ya admin..:)
    Halloo kami dari ARENADOMINO ingin mengajak anda semua pecinta games poker untuk bermain disini permainan fairplay menanti anda semua dan 100% no robot player vs player
    yuk silahkan langsung bermain dengan kami proses mudah cepat dan nyaman jika kesulitan dalam pendaftaran dapat juga dibantu ya bisa dari live chat ataupun dari WA +855 96 4967353 silahkan ..

    ReplyDelete