Analisis Dampak
Orang tua harus mengontrol anaknya karena sebenarnya anak-anak terutama masih SD belum pantas mempunyai akun facebook".
A. Pendahuluan
Dunia
saat ini sungguh menawarkan berbagai macam hal yang dapat megumbah perilaku
manusia. Salah satunya adalah teknologi. Bila kita mengikuti perkembangan
setiap produk hamper setiap saat teknologi selalu berubah. Dimana menawarkan
barbagai produk-produk yang berbeda-beda. Mulai dari yang sederhana sampai yang
canggi.
Dalam
era globalisasi dimana teknologi semakin maju, tak dapat dipungkiri bahwa
hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
kegiatan sosial, pendidikan, bisnis, perkantoran, perusahaan, dan lain-lain.
Dan internet ini dulu diakses melalui computer, namun dengan adanya
perkembangan teknologi, semuang orang dapat mengakses internet via handphone atau smartphone.
Dengan
adanya handphone atau smartphone media sosial pun ikut
berkembang pesat. Media sosial merupakan situs di mana orang dapat bertransaksi
dengan cara apa saja secara pribadi yang dapat terhubung dengan orang lain. Di sana
mereka saling berbagi infomasi dan saling berkomunikasi.
![]() |
Sumber: https://novishahida.wordpress.com |
Media
sosial mengajak siapa saja yang berbepartisipasi dengan memberikan feedback secara terbuka, serta membagi
informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Karna itu melalui media
sosial ini anak-anak atau remaja mulai terjerumus di dalamnya. Bagi mereka
media sosial sebagai suatu hiburan atau membuat mereka bisa gembira. Terutama
bisa saling berbagi foto selvi mereka kepada temannya.
Tetapi
ternyata mereka tak dapat memahami bahwa media sosial itu dapat mempengaruhi
perilaku mereka. Sebagai mana terjadi bahwa ada anak yang hilang atau mengalami
tindakan seksual, dan tidak dapat sekolah dengan baik karena efek dari media
sosial tersebut. Sekarang ini terutama
dengan adanya handphone atau smartphone anak-anak lebih berkomunikasi
dan sibuk sendiri dengan alat tersebut tanpa melakukan kegiatan lain seperti
membacara, dan menulis atau membuat tugas sekolah.
Sebab
itu muncul suatu penyataan bahwa bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan
remaja, media sosial sudah menjadi kecanduhan, tiada hari tanpa membuka media
sosial, bahkan hampir 24 jam mereka berkomunikasi dengan handphone atau smartphonenya.
Dan tentu media sosial yang sering digunakan antara lain facebook, twitter, youtube,
instagram, whatsapp, blackberry messager. Media sosial memang menawarkan bayak
kemudahan yang membuat anak-anak atau remaja bertah dan berlama-lama di dunia
maya.
B. Pengunaan Media sosial
[1]Kita tahu bahwa media sosia itu baik
berdampak buruk maupun berdampak positif. Namun bila kita melihat
pengalaman-pengalaman selama ini lebih bayak dampak buruknya dari pada positif.
Mengapa? Karena setiap saat selalu saja diberitakan baik melalui media cetak
maupun media elektronik (TV) tentang pemerkosaan terhadap remaja, seorang gadis
hilang, penipuan dan lain-lain. Tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan bagi
anak-anak untuk mengakses atau mengunakan media sosial.
Bagi mereka
tidak menjadi masalah yang penting bisa bersenang-senang dengan teman-teman.
Saling berbagi informasi, foto ataupun kegiatan apa yang mereka lakukan. Bahkan
bila kita lihat anak-anak yang tak merasa takut mempublikasikan foto-foto yang
hampir tanpa busana. Dan media sosial itu pun meraja lelah di sekolah-sekolah,
di mana digunakannya untuk hal-hal yang merugikan diri dan masa depan mereka
sendiri.
Ada
siswa smp yang ditanya apakah punya media sosial? Mereka menjawab aku punya.
Yaitu facebook, twitter, Instagram, whatsapp, blackberry messager dll. Apakah
kamu mengaksesnya dengan apa? Lebih banyak yang menjawab mengunakan handphone atau smartphone sedangkan yang lain mengunakan computer. Bagi mereka yang
mengunakan handphone atau smartphone, sangat mudah dan bisa dibawa
kemana-mana tetapi ada pula yang mengatakan kalau dengan computer lebih cepat.
Lalu
apakah orang tua sering atau selalu mengawasi? Mereka menjawab bahwa orang tua
tidak mengawasi mereka bahkan tidak mengetahui kegiatan mereka melalui media
sosial. Mereka merasa nyaman dan aman mengunakan media sosial, baik lewat handphone atau smartphone maupun computer.
Bila
kita berkunjung ke sekolah-sekolah bisa kita menyaksikan dimana hampir setiap
anak sibuk dengan handphone atau smartphone masing-masing. Apa yang
mereka lakukan di sana? Tentu saja mereka berinteraksi dengan media sosial
yaitu facebook, twitter, Instagram, whatsapp, blackberry messager dll.
C. Pengawasan Orang Tua
Sebagaimana
dikatakan di atas bahwa anak-anak atau remaja tidak mendapatkan pengawasan dari
orang tua. Namun dari berapa orang tua yang mengatakan bahwa mereka sering atau
selalu mengontrol anak mereka dari pengunaan handphone atau smartphone dan
terutama mengakses situs-situs yang tidak pantas.
Bila
kita melihat secara baik, seharusnya orang tua itu mempunyai peran penting
dalam mengawasi dan meperhatikan anak-anak mereka dalam pengunaan media sosial.
Walaupun telah diawasi dan dikontral tetapi mereka hampir sebagian hari mereka
habiskan di sekolah. Karena itu bisa karena teman-temannya mereka dapat
mengakses media sosial. Ada seorang tua yang mengatakan bahwa anaknya tidak
dikasih handphone atau smartphone karena takut bila kesibukan
kerja anaknya bisa mengakses situs-situs yang tidak pantas dan bahkan bila
melakukan komunikasi dengan orang yang tak dikenal, dan berakibat pada tindakan
kekerasan seksual.
Mengapa
pengaruh media sosial terhadapa remaja yang membuat anak-anak SD sudah tahu
tentang namanya pacaran. Bagi [2]Elizabeth
T. Santosa, seorang psikolog mengatakan bahwa hal itu terjadi karena factor
lingkungan dan mereka nonton sinetron yang berbau cinta, namun salah satu
factor pertama adalah media sosial. Menurutnya orang tua harus mengontrol
anaknya karena sebenarnya anak-anak terutama masih SD belum pantas mempunyai
akun facebook. Mengapa karena di sana ada kelompok-kempok kejahatan seksual yang
sedang berkumpul sehingga ketika dia (anak) menulis “saya sendirian di rumah”,
orang langsung mengincarnya. Sebab itu perlu adanya pemahaman dari orang tua
tentang media sosial sebelum anak itu memiliki akun facebook.
D. Kesimpulan
Media
sosial kini semakin menikat penggunanya baik orang desawa maupun anak-anak.
Semua pun hampir setiap saat menyimbukkan diri dengan media sosial terutama
melalui handphone atau smartphone.
Dari
analisis tentang dampak media sosial mengubah perilaku anak adalah tentang peran
orang tua dalam menggotrol anaknya. Karena kurangnya pengawasan dari orang tua sehingga
anaknya dengan mudah mengakses maupun sebebasnya mengunakan media sosial. Dan
hal lain bahwa orang tua terlalu memanja anak dengan handphone atau smartphone.
Sebagai
orang tua harus melihat situasi dan kondisi perkembangan zaman sehingga mereka
tidak membiarkan anaknya terlarut dalam pengunaan media sosial. Sebab yang
menjadi korban selama ini ada anak-anak di bawa umur, yakni mulai dari SD, SMP
dan SMA.
Selain
orang tua, guru juga harus membatu mengawasi anak-anak terutama di lingkup
sekolah. Selama ini bayak terjadi tindakan kekerasan seksual di lingkungan
sekolah. Sebanya pembinaan dan pengawasan yang dilakukan tidak hanya dari orang
tua melainkan juga di sekolah supayan anak bisa tahu dampak dari pengunaan
media sosial. (El)
[1]
Analisis tentang dampak media sosial mengubah perilaku anak, saya ambil dari
berita atau siaran RCTI-Bahaya Penggunaan Jejaring Sosial ( 16-_09-_2014 ) yang
diuplod di Youtube.
Izin ya admin..:)
ReplyDeletesilahkan langsung saja bermain bersama kami di Arenadomino(com) ditunggu kehadiran anda semua hadiah nyata menanti anda semua silahkan.. WA +855 96 4967353